JANGAN
MENGABAIKAN TALENTA MU (Review Film Part 2)
Hai…kembali lagi dengan
saya dalam postingan mereview film. Jika sebelumnya dalam part 1 saya mereview
film SING. Kali ini saya akan mereview film Tinkerbell.
Siapa yang tidak tahu
film Tinkerbell. Film produksi Walt Disney Picture ini, sangat disukai pada
awal munculnya. Dengan tema Disney Fairies, dan warna yang bertemakan alam
membuat film ini sangat enak ditonton.
Tinkerbell adalah
cerita seorang peri yang terlahir dari tawa seorang bayi dalam serbuk bunga
yang berkelana hingga tempat tujuannya.
Ketika Tink lahir, Ratu
meminta dia untuk memilih beberapa benda didepannya, sesuai dengan kelompak
peri-peri yang sudah ada sebelumnya. Saat itu Tink masih terlihat bingung. Tapi
dia tetap mencoba mendekati satu persatu benda didepannya. Mulai dari peri
tumbuhan (bunga), tapi bunganya tiba-tiba layu. Lalu dia mencoba mendekati gelmbung
air, tapi lagi-lagi gelembung itu pecah. Kemudian dia mendekati pusaran angin,
tapi tetap hasilnya sama, tidak cocok untuknya. Dia terus berjalan mendekati
benda yang lain. Dia sempat melirik pada sebuah palu, tapi dia sepertinya tidak
menginginkannya, dia tetap berjalan mendekat benda lain. Dia tidak menyadari
jika palu itu mengambang sendiri dan datang menghampirinya.
Semua orang terkejut
dengan palu yang mengambang itu, termasuk juga dengan Tink. Palu itu terus
mendekat hingga Tink dapat menggapainya, setelah dia menggapainya, muncullah
cahaya besar dan mengkilat dari palu itu.
Semua peri pemberi
selamat pada Tink dan juga kelompok peri yang Tinkes lainnya. Kelompok Tinkes
adalah kelompok pekerja, membuat alat kerja untuk peri lain, atau kelompok peri
yang bisa membuat pekerjaan lebih mudah dikerjakan.
Klank dan Bouble adalah
dua orang peri laki-laki dalam kelompok Tinkes yang bertugas membawa Tink ke
tempat kerja mereka. Dengan melalu berbagai musim Tink dapat melihat semua
teman-teman peri lainnya melakukan pekerjaan masing-masing, membuat Tink
terkagum-kagum, hingga akhirnya mereka tiba ditempat kerja mereka para Tinkers.
Tink cukup kaget dengan
tempat kerja para Tinkers yang jangan jauh berbeda dari peri lain. Tempat itu
tidak kotor hanya saja jauh dari ekspektasi Tink. Hanya sebuah lembah berumput,
yang dihuni rumah-rumah pohon milik para peri Tinkers. Tink mengamati kerja
para peri, membuatnya sedikit kagum dengan kerja para Tinkers membuat alat-alat
baru.
Klank dan Bouble juga
menunjukkan rumah pohon tempat Tink tinggal. Tink sanngat terkagum-kagum dengan
rumah mungilnya. Setelah Klank dan Bouble pergi, Tink megganti bajunya dengan
baju yang terbuat dari daun yang sudah disediakan dirumahnya sebelumnya. Tapi ukuran
baju daun itu terlalu besar untuknya. Lalu dia langsung mengambil gunting,
merobek sana sini, lalu mengikat rambutnya, hingga Tink tampil lebih baik dan
cantik.
Tink pun keluar dari
rumahnya menuju tempat kerja, bergabung dengan Klank dan Bouble ditempat kerja.
Lalu munculkan Peri Merry yang bertanggung jawab dalam kerja peri Tinkers. Peri
Merry sangat senang dengan kehadiran Tink.
Tink membantu Klank dan
Bouble bekerja untuk mengantarkan barang ke tempat kerja peri Hewan yang sedang
bekerja mengumpulkan makanan dengan bantuan Cheesh sitikues menarik gerobak
yang membawa barang yang ingin mereka antar. Tetapi mereka harus melalui rumput
ilang liar yang suka merusak tumbuhan dan mengacau. Karena rumput liar itu
mengejar mereka hingga tempat kerja para peri Hewan, dan mereka menabrak pohon.
Singkat cerita Tink
mendapatkan alat-alat terbuang di tepi danau. Lalu dia mendapat ide untuk
menbuat alat yang lain. Dia bekerja semalaman, membuat benda menyemprot tinta.
Keesokannya harinya dia menunjukkan hasil kerjanya pada semua orang yang sedang
mewarnai kumbang. Tapi sayang alat itu tidak bekerja dengan baik. Peri Merry
pun menyuruh Tink untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah diaturkan. Hal itu
pun membuat Tink menjadi putus asa.
Dia pun mendapat ide
untuk belajar dari peri lain seperti peri cahaya, air, tumbuhan dan hewan untuk
mengajarinya seperti kemampuan mereka. Dia tidak ingin menjadi peri Tinkers.
Keempat peri itu pun
mengajari Tink namun semuanya tidak ada yang berhasil.
Hingga Tink menghampiri
Vidia seorang peri angin yang sombong. Tink meminta Vidia mengajarinya
mengendalikan angin. Dengan usinya Vidia menyetujui dengan pelajaran pertama
mengurung rumput liar. Awal yang sangat sulit untuk Tink. Dia pun membawa
Cheesh si tikus untuk membantunya mengembalakan rumput liar itu hingga masuk
kedalam kandang yang sudah disediakan.
Tink ternyata bisa membawa
beberapa rumput liar itu masuk kedalam kandang, tapi dengan jahatnya Vidia
dengan kemampuan anginnya, membuka kembali pintu kandang itu membuat rumput
liar yang sudah masuk sebelumnya, kembali keluar tanpa sepengetahuan Tink. Tink
dan Cheesh terus berusaha keras tapi Vidia selalu menggagalkannya.
Hingga rumput liar itu
semakin banyak dan masuk ke area tempat menyiapkan musim semi beberapa hari
lagi. Karena rumput liar itu pun semua persiap rusak. Makanan yang sudah
disiapkan jatuh semua, hewan yang dipersiapkan untuk menyambut musim semi pun
berlarian dan semua berantakan.
Ratu peri pun datang
dan melihat kekacauan yang dibuat Tink. Tink sangat menyesal dan minta maaf,
tapi ratu tidak bisa mengatakan apapun. Dengan keputusan berat peri memutuskan
mereka tidak bisa menyambut musim semi. Semua merasa sangat kecewa.
Tink pun pulang,
merenung diri di tampat kerja para Tinkers. Tapi sesuatu yang mengkilau menarik
perhatiaannya disana. Dia pun menghampiri kilauan itu yang ternyata adalah
benda-benda terbuang yang pernah ditemukannya. Dia pun mencek semua benda-benda
itu dan sebuah ide terlintas dalam pikirannya.
Keesokan harinya dia
datang ke tempat menyiapkan persiapan musim semi. Para peri sedang bekerja
untuk merapikan tempat itu, bertepatan ratu kembali mengumumkan membatalan
penyambutan musim semi. Tapi Tink tiba-tiba datang dan menawarkan untuk
membantu. Ratu dan peri Merry sempat menolak tapi Tink tetap bersikokoh untuk
tetap membantu. Dia mulai menunjukkan alat yang dibuatnya semalam dan kali ini alat
itu bekerja dengan baik dan cepat melebihi kecepatan tangan para peri.
Vidia pun ada disana
dan merasa kesal melihat Tink. Dia pun menghampiri peri yang lain dan berteriak
Tink tidak pantas untuk diberi kesempatan lagi karena sudah merusak persiapan
musim semi dan mengatakan bisa saja Tink semakin merusaknya. Tink pun marah
dengan ucapan Vidia, dia protes karena saat terjadi kekacauan waktu itu Vidia
pun ada disana tapi tidak membantunya. Mereka pun berdebat dan Vidia tidak
sengaja mengatakan jika itu karena keusilannya yang membuat pekerjaan Tink
mengembalakan rumput liar itu. Ratu pun mendengarnya dan langsung menjatuhkan
hukuman pada Vidia. Tink pun merasa lega tidak dipersalahkan seutuhnya.
Tink pun mulai bekerja
dengan meminta para peri untuk mengumpulkan benda-benda hilang dalam jenis
apapun. Dengan benda-benda hilang itu, Tink membuat alat dan mengajarkan para
peri menggunakan alat itu. Pekerjaan pun semakin mudah dan cepat. Ada harapan
untuk bisa mengejar tibanya musim semi. Peri Merry terus menerus menghitung
waktu pengerjaan dan ternyata semua selesai tepat waktu. Semua pun bersorak
ria.
Ratu dan para peri
penasehat pun datang ke tepat itu dan berterima kasih pada Tink. Sebagai upah
kerja keras Tink, ratu mengizinkan Tink untuk ikut menyambut musin semi. Dimana
aturannya peri Tinkers tidak pernah ikut dalam penyambutan musim semi. Tink pun
sadar diri dengan menolak hadiah ratu. Tapi setelah dibujuk teman-temannya Tink
pun dengan semangat mau ikut. Mereka pun pergi menyambut musin semi dengan penuh
rasa bahagia.
Nah sekian reviewnya.
Sekarang apa yang bisa kita ambil pelajaran dari kisah Tinkerbell ini?
Seperti judul postingan
ini, “jangan mengabaikan talentamu”. Setiap orang sudah dikaruniakan talenta
masing-masing. Kemampuan dan kepintaran masing-masing. Jadi pergunakanlah
talentamu itu dengan baik. Jangan mengabaikannya, tapi gunakan untuk membantu
orang lain, membuat orang lain bahagia dan berusahalah untuk mengembangkannya.
Jadi seperti Tink pada awal-awalnya. Dia tidak terima dirinya sebagai pri
Tinkers. Dia lebih ingin seperti teman-temannya yang lain. Tapi karena itu dia
malah membuat kekacauan. Tapi untunglah dengan talentanya, dia bisa memperbaiki
kesalahannya.
Sampai ketemu dilain
posting~
Comments
Post a Comment