Koperasi pada mulanya tumbuh
dengan munculnya pikiran-pikiran tentang pembaruan masyarakat, yang terutama
dipelopori oleh aliran gerakan sosialis. Koperasi modern yag berkembang dewasa
ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi
timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada
awalnya, koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang
konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Namun seiring dengan berjalannya
pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri
barang yang akan dijual. Dan hal ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota
yang belum bekerja serta menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Perkembangan
koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi di
Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1862, dibentuk pusat koperasi
Pembelian dengan nama THE COOPERATIVE WHOLE SALE SOCIETY (CWS).
Pada tahun 1876, koperasi ini
telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan dan asuransi. Pada
tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa
surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative
News.
Revolusi industri di Perancis
juga mendorong beridirnya koperasi. Untuk mampu menghadapi serangan industri
Inggris, Perancis berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan
mesin-mesin modern yang berakibat pada peningkatan pengangguran. Kondisi inilah
yang memdorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di Perancis seperti Charles
Fourier dan Louis Blanc.
Dlam
perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping
badan usaha lainnya. Para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk
Internasional Cooperative Alliance (ICA – Persekutuan Koperasi Internasional)
dalam Kongres Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan
terbentuknya CIA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
KOPERASI INDONESIA
Koperasi pertama di Indonesia tumbuh
di Purwokerto tahun 1896. Waktu itu seorang Pamong Praja bernama R.
Aria Wiria Atmaja mendirikan sebuah bank yang diberi nama “HULP-EN SPAAR BANK” (Bank Pertolongan
dan Simpanan). Bank tersebut dimaksudkan untuk menolong para Priyayi (pegawai
negeri) yang terjerat hutang pada lintah darat.
Pada
tahun 1920, diadakan Cooperative
Commissie yang diketua oleh Dr. JH.
Boeke sebagai Adviseur Voor Volks-Credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk
meyelidiki, apakah koperasi bermanfaat di Indonesia. Hasilnya diserahkan kepada
Pemerintah pada bulan September 1921, dengan kesimpulan bahwa koperasi
dibutuhkan untuk memperbaiki perekonomian.
Pada
periode tahub 1960-1965 yang dikenal sebagai periode “ekonomi Terpimpin”,
secara berlahan koperasi mengalami kemunduran. Koperasi makin kehilangan
kebebasannya karena campur tangan pemerintah yang terlalu besar. Bahkan koperasi
dijadikan alat politik dengan memasukkan konsep NASAKOM di dalamnya, dari pada
sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yang antara lain
tercantum dalam Undang-Undang No. 14 tahun 1965 tentang perkoperasian
menggantikan Undang-Undang No. 79 tahun 1958. Namun terjadi perubahan penting
dalam ketatanegaraan sehingga UU No. 14 tahun 1965 itu tidak dapat dijalankan. Namun
demikian citra koperasi sempat buruk dimata masyarakat. Perlu diketahui bahwa
pada tahun yang sama pula terjadi Pemberontakan Gerakan Tiga Puluh September
yang digerakkan partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI), yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan koperasi.
Kemudia
pada tahun 1967, pemerintah mengerluarkan UU No. 12 tahun 1967 tentang
pokok-pokok perkoperasian yang mulai berlaku tanggal 18 Desember 1967. Dengan berlakunya
UU ini, semua koperasi wajib menyesuaikan diri dan dilakukan penertiban
organisasi koperasi. Keharusan tersebut menyebabkan penurunan jumlah koperasi
dari sebesar 64.000 unit (45.000 unit diantaranya telah berbadan hukum) tinggal
menjadi 15.000 unit. Selebihnya tidak dapat menyesuaikan diri. Pada tahun 1992,
UU No. 12 tahun 1967 tersebut disempurnakan dan digantikan menjadi UU No. 25
tahun 1992 tentang perkoperasian.
Sumber:
Anoraga Pandji, Ninik Widiyanti, 1995. Manajemen Koperasi.Semarang;Pustaka Jaya
Firdaus Muhammad, Agus Edhi Susanto, 2002.Perkoperasian.Jakarta;Ghalia Indonesia
Sitio Arifin, Halomoan Tamba, 2001.Koperasi Teori dan Praktik.Jakarta;Erlangga
Comments
Post a Comment