Nama :
Fretty Indahsari Saragih
NPM :
13213583
Kelas :
4EA01
DETERMINAN
KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN
RAKYAT
KONVENSIONAL
Syamsul Maryadi1,
Agus Tri Basuki2
1 Institute of Public Policy and
Economic Studies
Jalan Kenari 13 Sidoarum III Yogyakarta, Indonesia
2 Fakultas Ekonomi, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Bantul, Yogyakarta 55183
Indonesia, Phone: +62 274 387656
E-mail korespondensi: agustribasuki@yahoo.com Identitas
penulis
Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan
Volume 15, Nomor
1, April 2014, hlm.55-63
Naskah diterima:
September 2013; disetujui: Februari 2014
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat rasio kesehatan bank (tingkat likuiditas dan penyaluran kredit, tingkat kualitas aset, tingkat kecukupan modal dan tingkat efisiensi operasional) terhadap kinerja keuangan (Return On Asset) Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta periode Juni 2009-April 2013. Sampel dalam studi ini adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat Konvensional yang beroperasi di kabupaten dan kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Studi ini menggunakan model regresi data panel dengan model two-ways fixed-effect (efek tetap dua arah). Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas dan penyaluran kredit (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, tingkat kualitas asset (Non Performing Loan) dan tingkat efisiensi operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan sementara tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Kata
kunci:
ROA; Loan to Deposit Ratio; Non-Performing Loan; Capital Adequacy Ratio; BOPO
Klasifikasi
JEL:
G21, G23
I. Latar
belakang Masalah
A.
Alasan
Peneliti Mengambil Judul
Keberadaan
Bank Perkreditan Rakyat di tengahtengah dominasi Bank Umum sangat diperlukan
karena memiliki pasar khusus untuk meningkatkan produktivitas sektor riil,
khususnya bagi usaha-usaha mikro, kecil dan menengah. Dari data Bank Indonesia
pada tahun 1987-1988, jumlah BPR Konvensional yang beroperasi di DIY hanya
sebanyak 11 bank. Namun sejak tahun 1994 jumlah BPR Konvensional di DIY
bertambah menjadi 51 bank dan diawal tahun 2013 jumlah BPR Konvensional yang
tercatat di Bank Indonesia mencapai 54 bank. Pesatnya bisnis perbankan di DIY
membuat bank-bank tersebut harus selalu menjaga kinerja keuangannya sehingga
tidak menimbulkan masalah dalam kegiatan operasionalnya.
B.
Rumusan
Bagaimana
pengaruh tingkat rasio kesehatan bank (tingkat likuiditas dan penyaluran
kredit, tingkat kualitas aset, tingkat kecukupan modal dan tingkat efisiensi
operasional) terhadap kinerja keuangan (Return On Asset) Bank Perkreditan
Rakyat Konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta periode Juni 2009-April 2013.
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat rasio kesehatan bank (tingkat
likuiditas dan penyaluran kredit, tingkat kualitas aset, tingkat kecukupan
modal dan tingkat efisiensi operasional) terhadap kinerja keuangan (Return On
Asset) Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta
periode Juni 2009-April 2013.
II. Metode Penelitian
A.
Objek
dan/atau Subjek
Objek
dari penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional dari
setiap satuan kerja wilayah operasional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
B.
Populasi
dan/atau Sampel
Adapun
sampel dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional
di lima kabupaten kota Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Kabupaten Bantul,
Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten
Kota Yogyakarta.
C.
Data
dan Variabel
Data
yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari website www.ojk.go.id. Variabel yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan BOPO sebagai variabel independen, Kinerja Keuangan (Return On Asset) sebagai variabel dependen.
D.
Alat
Analisis
Alat
analisis yang digunakan adalah uji linear regresi berganda, uji
Heteroskedastisitas, uji determinasi (uji
HausmanTest (Fixed EffectsRandom Effects), uji Breusch-Pagan Test (Cross
Section Effects-Time Effects), uji t dan uji F.
III. Ringkasan
Pembahasan
Berdasarkan hasil studi atau estimasi model di atas
maka dapat dibuat suatu analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen
(Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio dan BOPO) terhadap
kinerja keuangan (Return On Asset) BPR Konvensional di DIY yang
diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Variabel Loan to Deposit Ratio memiliki hubungan
yang negatif namun tidak berpengaruh nyata terhadap Return On Asset (ROA)
Adanya ekspansi penyaluran kredit tidak serta merta
dapat mendorong peningkatan profitabilitas bank. Keadaan ini sangat lumrah
terjadi pada bank yang menganut The
doctrine of anticipated income. Dimana adanya resiko dalam penyaluran
kredit yang sering mengalami kualitas rendah dan tidak bisa diprediksikan. Pada
kasus BPR Konvensional di DIY, umumnya Loan
to Deposit Ratio tergolong rendah dengan rata-rata rasio di bawah 94,75%,
menunjukkan bahwa sebagian besar BPR Konvensional yang beroperasi memiliki
tingkat penyaluran kredit yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan
dana pihak ketiga yang terhimpun. Hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya
selisih laba bunga yang didapat oleh bank akibat pendapatan bunga kredit yang
tertekan oleh biaya bunga operasional dari dana pihak ketiga. Dalam dunia
perbankan, pergerakan rasio LDR dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan
pertumbuhan baik pada penyaluran kredit ataupun perubahan pertumbuhan pada dana
pihak ketiga. Cara penyaluran kredit yang demikian akan rentan sekali untuk
terjadinya gagal bayar oleh kreditur.
2. Variabel Non Performing Loan memiliki pengaruh
yang negatif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (Return On Asset)
Tingginya rasio Non
Performing Loan menunjukkan bahwa gagalnya bank dalam penyaluran kredit yang
tercermin dari tingginya kredit gagal atau macet. Sehingga dapat dikatakan
kredit yang disalurkan memiliki kualitas yang rendah. Adanya kualitas kredit
yang rendah jelas akan mengurangi profitabilitas bank akibat besarnya cadangan
penyisihan penghapusan aktiva produktif. Selain itu, tingginya rasio Non Performing Loan membuat bank akan
lebih selektif dalam menentukan calon debiturnya, yang mana hal ini akan mengurangi
penyaluran kredit oleh bank. Akibatnya, penurunan kuantitas kredit tersebut
akan berdampak juga pada pendapatan bank.
3. Variabel Capital Adequacy Ratio memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (Return On Asset)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kecukupan modal dan kapasitas bank dalam mempertahankan modalnya
untuk kegiatan operasionalnya. Dengan adanya modal yang cukup maka bank tidak
akan kesulitan baik dalam hal untuk tujuan penyaluran kredit ataupun untuk
menjaga tingkat likuiditas bank. Sehingga bank akan lebih siap untuk memenuhi
tujuan jangka pendeknya dan tujuan jangka panjangnya.
Besarnya modal suatu bank jelas akan mempengaruhi
jumlah aktiva produktifnya, sehingga asset
utilization bank juga akan semakin meningkat. Dengan semakin tingginya
asset utilization bank, maka bank
akan lebih mudah mengelolanya, sehingga dapat meningkatkan laba bank tersebut.
Selain itu, kokohnya permodalan bank juga akan meningkatkan ketahanan bank saat
terjadi gejolak ekonomi dan juga dapat meningkatkan kepercayaan dari masyarakat
terhadap bank itu sendiri.
4. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja
Keuangan (Return On Asset)
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya keberhasilan dan kualitas dari
bank kaitannya dengan manajemen operasionalnya. Semakin rendah rasio BOPO menunjukkan
bahwa bank dapat mengelola asetnya menjadi lebih produktif yang dapat menekan biaya
operasionalnya. Sehingga rasio BOPO juga dapat dikatakan sebagai rasio yang menunjukkan
tingkat efisiensi dari bank dalam kegiatan operasionalnya. Adanya pengaruh
negatif antara rasio BOPO dan Return On Asset menunjukkan bahwa jika bank
semakin efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (rasio BOPO yang
rendah) maka keadaan tersebut dapat meningkatkan kinerja keuangannya (rasio ROA
akan naik). Sebaliknya, kinerja keuangan (Return On Asset) bank akan rendah
jika bank tidak efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (rasio BOPO
yang tinggi). Kondisi ini dapat terjadi akibat biaya operasional bank yang
terlalu besar, yang mana tidak dapat ditekan oleh pendapatan operasonalnya
sehingga dapat mengurangi profitabilitas dari kegiatan operasional bank itu sendiri.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat di DIY periode
Juni 2009-April 2013, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Variabel
Loan to Deposit Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
(Return On Asset) BPR Konvensional di DIY.
2.
Variabel
Non Performing Loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan BPR Konensional di DIY. Tingginya rasio Non Performing Loan atau
kualitas kredit yang rendah akan berdampak pada tingginya cadangan penghapusan
kredit sehingga dapat mengurangi rentabilitas bank.
3.
Variabel
Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan BPR Konvensional di DIY. Jika modal yang dimiliki bank semakin besar,
maka akan berpengaruh terhadap besarnya pemenuhan aset bank yang nantinya akan semakin
mudah untuk mengelolanya sehingga dapat meningkatkan laba.
4.
Variabel
Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan BPR Konvensional di DIY. Hubungan negatif
antara rasio BOPO dan rasio ROA dapat terjadi karena ketidakefisienan bank
dalam menjalankan usahanya akibat biaya operasional bank yang terlalu besar dan
tidak dapat ditekan oleh pendapatan operasionalnya sehingga mengurangi
rentabilitas dari kegiatan operasional bank itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar
et al. (tt) Factors influencing the
profitability Islamic Banks of Pakistan. International
Research Journal of Finance and Economics. Vol. 66, nomor (tidak
diterbitkan), bulan (tidak diterbitkan): 125-132.
Clorinda,K.,
(2013). Analisis pengaruh capital, asset quality dan liquidity terhadap kinerja
keuangan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Vol II, 1: 1-17.
Pandu,
M., (2008). Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap
kinerja keuangan perbankan. Tesis. Semarang:
Program Studi Magister Manajemen PascaSarjana Universitas Diponegoro.
Wisnu,
M., (2004). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum
di Indonesia. Tesis. Semarang:
Program Studi Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Ongore,
V.O., and Kusa, G.B. (2013). Determinants of financial performance of
commercial Banks in Kenya. International Jurnal
of Economics and Financial Issues. Vol. III, 1: 237-252.
Sabir,
M, dkk., (2012). Pengaruh rasio kesehatan bank terhadap kinerja keuangan bank umum
syariah dan bank konvensional di Indonesia. Jurnal
Analisis. Vol. I, 1, Juni: 79-78.
Sukarno,
K.W., dan Syaichu, M. (2006). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank
umum di Indonesia. Jurnal Studi Manajemen
dan Organisasi. Vol III, 2, Juli: 46-58.
Sukmayanti,
Yuni. (2013). Analisis perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan ROA
pada BPR Syariah dan BPR konvensional di Indonesia. Jurnal Universitas Siliwangi: 1-14.
Comments
Post a Comment