SAPI DALAM DIRI MANUSIA




Hai- hai- hai...
Kita berjumpa kembali ...
Kali ini saya akan mengangkat kisah seekor sapi yang menjadi gambaran diri dari sikap dan sifat manusia. Saya akan membahas bagaimana bisa karakter seekor sapi bisa disamakan dengan karakter manusia. Saya terinspirasi dari buku Dr. Camilo Cruz yang berjudul “Once Upon A Cow”. Teman-teman bisa memasukkan buku ini dalam list baca kalian. Buku ini sangat bagus dan memotivasi untuk semua kalangan.


Ketika melihat seekor sapi, apa yang teman-teman pikirkan? Ada yang mengatakan lucu, gendut, rakus, bau, kotor, bahkan pemalas. Namun sadarkah kita bahwa sifat dari sapi yang kita lihat tadi adalah gambaran diri kita sendiri? Didalam diri kita terdapat sapi-sapi yang dapat merusak hidup dan ada juga yang menyatakan fakta  yang sebenarnya diri kita masing-masing. Mengapa saya bahkan buku “Once Upon A Cow” dapat mengatakan hal tersebut?
Gambarannya seperti ini. Ketika kita merasa jengah atau bosan dalam melakukan kegiatan rutin kita setiap hari, akan timbul rasa malas. Kita akan berkata “ah, malas, selalu melkukan itu-itu saja”, persis seperti sapi yang pekerjaannya selesai makan, maka sapi itu akan tidur karena pekerjaannya hanya seperti itu.
Ketika timbul pengaruh pemikiran yang negatif seperti malas, sadarkah kita kata malas yang tertanam dalam benak dan pikiran kita itu adalah sapi. Sapi pemalas .
Berikutnya, sifat sapi yang ketakutan karena akan disembelih. Sapi benar-benar tahu sebagai seekor sapi memang sudah sepatutnya hal tersebut terjadi. Bahkan karena ketakutan yang berlebihan, sapi pun bisa mengalami yang namanya stres. Nah begitupun manusia. Ketakutan yang selalu menghantui dalam diri dapat mengakibatkan sapi-sapi dalam diri kita semakin banyak, bertambah dan berkembang terus-menerus.
Tapi ada sisi dimana sifat-sifat sapi tersebut adalah gambaran dari kebenaran bahwa sapi tersebut benar-benar sapi. Bagaimana mungkin seekor sapi dapat menjadi hewan yang rajin? Hal itu mustahil terjadi. Begitupun kita, sifat-sifat yang kita baik maupun buruk adlah cerminan diri kita. Ada pribadi yang pemalas, kotor, pendiam atau pemarah.
Namun perlu kita sadari, bahwa kita menghilangkan sapi-sapi itu dalam diri kita, seperti ‘menyembelihnya’. Sapi-sapi pemalas, penakut, sapi-sapi stres, dan lain sebagainya. Mungkin terdengar kejam, tapi kita perlu menanamkan hal tersebut dalam diri kita agar karakter yang baik dapat tumbuh dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan di hari esok.
Ok, sekian pembahasan tentang sapi dalam diri manusia. Jangan lupa untuk membaca bukunya ya.
Sampai jumpa kembali. See You All...

Comments