JIKA SAJA...




Ketika kita ditawarkan atau memperoleh  kesempatan melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, maka kita akan memiliki hak opsi (hak untuk memilih). Memilih melakukannya atau tidak. Segala keputusan itu tergantung pada diri kita.
Ada yang benar-benar memikirkan keputusan yang akan diambil, tapi ada juga yang dengan waktu yang singkat dapat dengan cepat memutuskan sesuatu.
Setelah menetapkan keputusan, misalnya dalam waktu yang singkat langsung menerima pekerjaan itu tanpa mempertimbangkan apa yang akan terjadi dihari esok. Karena pemikiran yang kurang matang itu, hasilnya tidak sesuai harapan. Kita akan merasa kecewa, merasa kecil, merasa bodoh dan menyesal. Biasanya seseorang yang menyesali tindakannya akan mengatakan, “jika saja aku tidak menerima pekerjaan itu” atau “jika saja aku lebih banyak mencari info tentang pekerjaan itu. Pasti hasilnya tidak seperti ini”. Itu beberapa bentuk kalimat penyesalan yang selalu datang diakhir dan tidak dapat dihindari lagi.



Ketika kata “jika saja...” mulai muncul dibenak seseorang itu sudah membuktikan adanya penyesalan dan kekurang puasan atas tindakannya. Namun menyesal terus-menerus pun tidaklah ada gunanya. Bukankan lebih baik kita menganggap kegagalan dan penyesalan itu sebagai guru yang akan mengajari kita untuk dikemudian hari agar lebih baik? Karena tidak akan selamanya kita akan selalu mengalami kegagalan.
Kita jangan selalu mengatakan jika saja, jika saja, dan jika saja, ketika kita gagal atau terpuruk. Kata “jika saja..”, hanyalah kalimat pengandaian atau harapan yang belum tentu terjadi bahkan tidak akan pernah terjadi lagi. Namun jika kita segera bangkit, bergerak, memahami kesalahan dimana yang sebelumnya kita perbuat, kita bisa berpikir lebih baik dalam memutuskan suatu keputusan dalam hidup kita.

Ok, see you...

Comments