Ketika
kita ditawarkan atau memperoleh
kesempatan melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, maka kita akan
memiliki hak opsi (hak untuk memilih). Memilih melakukannya atau tidak. Segala
keputusan itu tergantung pada diri kita.
Ada
yang benar-benar memikirkan keputusan yang akan diambil, tapi ada juga yang
dengan waktu yang singkat dapat dengan cepat memutuskan sesuatu.
Setelah
menetapkan keputusan, misalnya dalam waktu yang singkat langsung menerima
pekerjaan itu tanpa mempertimbangkan apa yang akan terjadi dihari esok. Karena
pemikiran yang kurang matang itu, hasilnya tidak sesuai harapan. Kita akan
merasa kecewa, merasa kecil, merasa bodoh dan menyesal. Biasanya seseorang yang
menyesali tindakannya akan mengatakan, “jika saja aku tidak menerima pekerjaan
itu” atau “jika saja aku lebih banyak mencari info tentang pekerjaan itu. Pasti
hasilnya tidak seperti ini”. Itu beberapa bentuk kalimat penyesalan yang selalu
datang diakhir dan tidak dapat dihindari lagi.
Ketika
kata “jika saja...” mulai muncul dibenak seseorang itu sudah membuktikan adanya
penyesalan dan kekurang puasan atas tindakannya. Namun menyesal terus-menerus
pun tidaklah ada gunanya. Bukankan lebih baik kita menganggap kegagalan dan
penyesalan itu sebagai guru yang akan mengajari kita untuk dikemudian hari agar
lebih baik? Karena tidak akan selamanya kita akan selalu mengalami kegagalan.
Kita
jangan selalu mengatakan jika saja, jika saja, dan jika saja, ketika kita gagal
atau terpuruk. Kata “jika saja..”, hanyalah kalimat pengandaian atau harapan
yang belum tentu terjadi bahkan tidak akan pernah terjadi lagi. Namun jika kita
segera bangkit, bergerak, memahami kesalahan dimana yang sebelumnya kita
perbuat, kita bisa berpikir lebih baik dalam memutuskan suatu keputusan dalam
hidup kita.
Ok,
see you...
Comments
Post a Comment